Tahun ini adalah tahun ke-70 untuk memperingati Hari Dokter Nasional, tepatnya pada tanggal 24 Oktober. Namun perayaan hari dokter kali ini tidak seperti tahun sebelumnya. Mengingat 136 dokter telah tutup usia akibat perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan selama pandemi. Kita sudah sepatutnya mengenang mereka dengan penuh hormat dan rasa terima kasih. Hal itu dapat dilakukan dengan mendukung para dokter dan tenaga medis yang masih berjuang ditengah-tengah pandemi.
Tercatat pada tanggal 21 Oktober 2020, situs resmi Covid-19 menunjukan angka 373.109 positif, 297.509 sembuh, dan 12. 857 meninggal. Kasus yang terus bertambah, mengharuskan para dokter dan tenaga medis lainnya untuk secara kontinu bersentuhan langsung dengan pasien positif. Kisah sedih perihal perjuangan dan pengorbanan mereka telah banyak kita dengar atau lihat. Berbagai media ramai mengangkat kisah-kisah haru dari rumah sakit, tempat mereka menyelamatkan banyak jiwa.
Tidak sedikit dari kalangan tenaga medis untuk berada di rumah sakit berhari-hari, tanpa pulang ke rumah masing-masing. Tanpa bertemu dengan orang tua, suami, istri, maupun anak-anak tercinta. Mereka tidak mau mengambil risiko dengan pulang membawa virus dan menulari keluarga yang ada di rumah. Entah harus berpisah sampai kapan, melihat jumlah kasus pandemi yang tak juga reda.
Apabila dokter dan tenaga medis lainnya memutuskan untuk pulang ke rumah setelah bekerja, maka wajib untuk mensterilkan dirinya lebih lama. Melepas perangkat medis, mandi, lalu mendisinfeksi handphone, kunci, gagang pintu, dan permukaan lain yang ia sentuh. Hal itu dilakukan setiap hari dan memakan waktu yang lama. Belum lagi, kalau mereka pulang larut. Sulit sekali menghabiskan waktu dengan keluarga di rumah.
Para dokter dan tenaga medis seperti sudah akrab dengan virus covid-19 ini. Setiap hari bahkan setiap jam, mereka berjuang untuk menyelamatkan pasien positif. Tidak ada waktu untuk istirahat, sedikit sekali jeda untuk makan, ke toilet, maupun ibadah. Seringkali dengan kekhawatiran dalam diri, mereka tetap menyemangati pasien, menemani, dan selalu sigap mendengar keluh kesahnya. Tapi ada saja beberapa pasien yang tidak jujur dan kooperatif saat berobat.
Beberapa kali ditemui bahwa ada pasien menyembunyikan riwayat kontak atau perjalanannya, seolah tidak peduli dengan risiko yang ditimbulkan olehnya. Hal ini berdampak pada penularan kepada orang-orang di sekitar rumah sakit, khususnya para dokter dan tenaga medis. Jerih payah mereka yang berjuang sekuat tenaga seakan tidak dihargai. Oleh karena itu, mari ringankan pekerjaan mereka di rumah sakit. Tetap memakai masker, tidak perlu keluar rumah jika tidak penting, dan jaga jarak dengan orang sekitar.
Perjuangan melawan pandemi tidak hanya kewajiban para dokter dan tenaga medis lainnya, tapi kewajiban kita semua. Lindungi diri kita untuk menyelamatkan nyawa orang lain. Percayalah, sekecil apapun upaya yang kamu lakukan akan sangat bermanfaat bagi mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *